Kamis, 25 Februari 2016

Setitik hujan untukmu

Selamat malam jinggaku
Lama tak terdengar kabarmu
Apa kau baik-baik saja?
Aku ingin bercerita, maukah kau mendengarkan?
Malam ini aku akan mengenangmu untuk diriku sendiri
Mengenang setitik hujan yang pernah membuat kita menghabiskan waktu
Bercerita akan masa depan, masa lalu
Kita tersenyum, kita tertawa, tanpa luka
Mungkin masih tersisa perih dimasing masing hati kita
Namun itu semua tertutupi oleh candamu
Kita menunggu tetesan hujan yang datang beramai ramai itu berhenti
Tapi aku menyukai hujan, aku tak akan berteduh
Karna jika aku merasakan dingin aku percaya kau mampu menghangatkanku dengan dekapanmu
Karna jika aku basah, kau akan mengeringkannya dengan senyummu
Karna jika aku sakit, masih ada candamu yang menghapus lukaku
Aku tak takut akan setitik hujan saat itu
Karena aku memilikimu, itu pikirku
Namun, ketika setitik hujan berhenti
Kita berakhir
Tak ada kata lagi
Tak ada cerita lagi
Aku hampa
Aku menderita
Aku merindu
Andai aku dapat menghadirkan setitik hujan untukmu
Sekali lagi
Mungkin kita masih dapat bersama
Nyatanya aku hanya menjadi tempatmu berteduh agar tak terkena setitik hujan itu
Malam ini aku ingin menghadirkan setitik hujan untukmu
Agar aku tau cerita kita masih dapat terselamatkan
Paling tidak, aku dapat menyampaikan rinduku pada setitik hujan yang ku kirimkan
Aku harap kau mau berteduh sekali lagi
Dan saat itu akan ku buatkan pelangi yang indah dan memberhentikan setitik hujan untukmu
Agar kau tak perlu bersedih, bahwa masih ada aku yang dapat menjadi apapun yang kau mau

Rabu, 24 Februari 2016

Untuk kamu, yang sempat hadir

Untuk kamu, Yang sempat hadir.

Apa kabar? Sudah lama kita tak jumpa. Jangankan berjumpa, saling sapa pun sudah tidak. Aku maklumi itu semua. Aku menghargai kehidupanmu, dan kau? entahlah masih peduli dengan hidupku atau tidak.

Mungkin kamu akan bertanya, kenapa aku menulis ini semua? Jika kau mengira, karena aku ingin mencuri perhatianmu tentu tidak. Untuk apa. Lalu jika kau mengira, aku ingin mendramatisir keadaan itupun tidak. Sama sekali tidak.
Aku menulis semua ini hanya karena rindu. Tak pernahkah kau merasakannya juga? Aku harap kau sempat merindukanku walau hanya semalam. Setidaknya kau mengingat bagaimana aku tertawa lalu menangis. Setidaknya kau mengingat bagaimana susahnya berusaha dan mudahnya menyerah.

Cinta yang terus tumbuh hanya karena memandang dari jauh. Cinta yang terus tumbuh ketika kita bertukar sapa dan senyum. Cinta yang terus tumbuh karena pipiku merona setiap kali mendengar namamu. Manis. Aku masih bisa merasakannya walaupun hanya sedikit mengingatnya.
Aku masih ingat betapa lucunya saat pertama kali aku melihatmu. Kita terlihat canggung. Lalu saling tersenyum sesudahnya.
Aku juga masih ingat betapa indahnya hujan kala itu. kau terus melajukan motor dengan cepat agar aku tidak lama terkena hujan. Aku hanya bisa bersembunyi sambil mengeratkan pelukan dibalik punggungmu. Kau tidak tahu, seberapa banyak aku tersenyum saat itu..

Aku tidak perduli aku menyimpan memori dalam hidupmu atau tidak. Yang aku tahu aku merasakannya. Cukup aku.
Kau juga bukan kekasihku. Tapi percayalah. Kau membuatku mengenal banyak hal untuk pertama kalinya. Kau membuat aku belajar untuk pertama kalinya.
Kau orang pertama yang membuatku merasa berharga dan merasa dihargai. Kau membuat aku merasa bahwa aku adalah seseorang yang patut diperjuangkan. Bukan orang yang selalu menunggu, menanti bahkan meminta.

Untuk kamu, yang sempat hadir.

Maaf aku sempat membuatmu muak. Dengan sikapku yang kekanak-kanakan. Yang sering mengeluh, yang sering berdrama dengan segala masalah. Kau selalu mengingatkanku. Dan lagi, aku terlambat menyadarinya. Aku tau aku salah, tapi siapa yang peduli saat itu. Yang aku tau hanya, cinta itu menyakitkan ketika kamu pergi. Itu saja. Bodoh? Iya. Sangat bodoh. Kadang aku pun hanya tertawa bila mengingatnya. Perjalanan kita amat sangat lucu ternyata.

Aku ingat, kita memulai dengan cara yang salah. Entah aku, atau kamu. Tapi aku tak ingin menyalahkan siapapun, karena untuk masalah perasaan semua orang akan merasa benar. Meskipun penuh kebohongan dan ketidakpedulian. Cukup aku saja yang tau maksud semuanya.

Perjalanan memang kadang membuat aku terbang lalu jatuh. Dan terimakasih, kamu telah menjadi perjalananku. Hidup kadang terasa manis seperti gulali yang aku beli di taman hiburan, tapi ada masanya terasa pahit sama seperti aku yg tidak sengaja menyesap ampas kopi. Dan kamu telah menjadi keduanya di saat yang bersamaan. Sekali lagi, terimakasih. Untuk pernah hadir lalu pergi. Dan untuk sempat memulai lalu mengakhiri.

Untuk kamu, yang sempat hadir.

Aku tadi bilang bahwa aku merindukanmu, tapi setelah aku menulis ini semua aku tak lagi merasakannya. Aku sedang tersenyum, percayalah. Aku bahagia. Tak perlu aku yang merindukanmu lagi. Tugasku sudah cukup. Tugasku kini pergi lalu menghilang. Untuk tak saling mengenal akan lebih baik, mungkin? Hahaha aku hanya bercanda. Aku tidak kekanak kanakan lagi. Aku hanya berharap aku dan kamu baik baik saja. Kita bahagia bersama, di jalan yang berbeda.
Dan harapan terakhirku adalah suatu saat aku dapat bertemu kamu, dengan senyuman. Tak ada lagi kecanggungan. Lalu berbincang. Dan aku akan mengenalkan seseorang padamu. Dan sebaliknya.
Iya, seseorang yang aku kenalkan adalah orang yang membuat aku tersenyum setelah kamu membuat aku menangis. Dan kamu, mengenalkan seseorang yang kamu ajak tersenyum ketika aku sedang menangis.

Untuk kamu. Yang sempat hadir.
Aku merasa cukup. Dan aku pergi.

- JE

Senja jingga warna warni

Cakrawala jingga membias jemari dedaun
Alunan detakku kembali pada kenangan
Disenja ini adakah engkau sedang menatap warna yg sama?
Pada nada yang sama pernah kita berbagi lembaran
Goreskan kisah singkat warna-warni itu
Walau musim ini tanggal-tanggal kita kosong kembali
Disenja ini manis sapamu serasa hadir kembali
Juga tatapan berkilat-kilat
Diawajah manis semburat sinar jingga
Adakah disenja ini nadiku dan nadimu masih selaras?
Adakah senja esok kan terbuka lembar baru kita?

DH

Hujan disepotong sore

Hujan selalu menyimpan tanda tanya
Kadang hujan bisa juga menjadi jawaban
Dia membisu datang malu malu
Tanpa isyarat dan kata
Tiba-tiba dia mengguyur saja sesukanya seenak hatinya
Seringkali hujan disalah artikan sebagai pembawa duka
Sebagai sebab seseorang mengingat kenangannya
Sebagai terdakwa yang menyebabkan seseorang takut akan takdirnya
Hujan buatku adalah menenang dalam kerinduan
Pembawa air mata
Dan pengingat rasa kehilangan
Selalu saja sesuatu yang harus seseorang lupakan adalah
Sesuatu yang justru jauh tersimpan begitu dalam
Seorang pria, sederhana saja
Senyumnya menyimpan banyak tanda tanya
Tatapannya mengganggu laju kerja otak
Dan gerak geriknya memaksaku agar tidak melawati setiap inci perpindahannya
Lalu semua terjadi begitu saja
Saat sapa lembutnya menjalin nyata menyentuh gendang telinga
Saat percakapan kecil yg tercipta berubah menjadi deretan narasi yang nyata
Aku dan dia mengalir begitu saja
Seperti curah lembut hujan yang jatuh ke permukaan
Sederhana sekali cinta memang selalu menuntut kesederhanaan
Dia mengajariku banyak hal
Cara menari dalam hujan
Cara tertawa dalam kesedihan
Cara menghargai perbedaan
Cara bermimpi walau dalam kemustahilan
Seringkali aku menatapnya dalam-dalam
Menyelami sejuk matanya
Terjebur dalam hatinya
Lalu terpeleset dalam aliran darahnya
Aku sangat ingin menjadi bagian dalam setiap detak jantungnya
Aku ingin ikut berhembus saat helaan napasnya
Tapi apa semua ingin dan harapku akan menyentuh kenyataan
Inilah yang disebut mimpi
Selalu terlalu tinggi
Kala itu cinta tak lagi menjelma menjadi sesuatu yang sederhana berangsur-angsur tingkatannya berbeda
Hingga ia menjelma menjadi dua kata
Luar Biasa
Hujan kali ini disepotong sore yang dingin
Aku hanya rindu
Itu saja
Sederhana
Rindu memang selalu sederhanakan?

Deehwang

Hujan Matahari

Aku akan menjadi hujan bila kamu mau
Yang turunnya bisa kamu kehendaki sesuka hatimu
Yang bentuknya bisa kamu pilih sendiri
Gerimis kecil hujan sedang atau badai petir
Aku akan menjadi hujan sesuka hatimu
Termasuk kapan pun kamu ingin hujan berhenti
Aku akan menjadi matahari bila kamu mau
Yang hangatnya bisa kamu kehendaki sesuka hati
Bila butuh terik untuk mengeringkan jemuran bajumu
Aku akan bersinar sepanjang hari
Bila kamu butuh hangat
Aku akan menjadi seperti matahari sore hari
Yang tidak bisa aku lakukan adalah
Menjadi hujan matahari dalam satu waktu
Tapi ada satu cara agar hujan dan matahari bisa memberi kesan
Bagaimana jika pada suatu sore hari aku akan menjadi hujan gerimis yang tiba-tiba reda
Dan aku menjadi matahari yg bersinar terik
Aku akan membuatkan untukmu sebuah pelangi
Dari balik kaca yang melindungimu dari udara luar
Akan aku pilih tempat terbaik untuk membuat pelangi
Yang kamu tidak perlu keluar untuk melihatnya
Cukup melihatnya dari balik kaca jendela kamarmu
Sayangnya aku harus memberi tahumu satu hal yang menyedihkan
Pelangi tidak akan bisa bertahan lama
Dan aku harus segera pergi
Untuk menemanimu
Aku akan menjadi hujan malam ini

Deehwang

Rabu, 17 Februari 2016

Terlepas darimu

Bahkan sampai detik ini belum kujatuhkan hati ku pada siapapun terlepas denganmu. Aku nyaman teramat nyaman. Aku bahagia ada disisimu.
Begitu sabarmu yang mau mendengar resahku. Begitu sabarmu yang mau mengendalikan kejenuhanku. Begitu sabarmu menghadapiku yang cemburu. Begitu sabarmu merangkul amarahku.
Tiap malam tidak lupa kau ucapkan selamat tidur. Aku senang. Tiap pagi tak lupa kau ucapkan semoga hari ini menyenangkan. Dan aku tersipu.
Mimpi semalam tentangmu. Tersenyum tipis namun aku suka. Matamu yang sayu masih menggerogoti hati ini. Bertemu di mimpi aku pun senang.
Biar kita terbiasa seperti itu. Aku percaya takdir akan menjatuhkan hati pada orang yang tepat. Jika takdir tak berpihak pada kita. Aku rela menjadi sahabatmu seumur hidup. Tua bersama.
Aku ingin Tuhan menjatuhkan hatiku berkali-kali kepadamu. Selalu. Tak apa kau tak menangkapnya. Karena yang aku tau. Mencintaimu adalah kebahagiaanku.
Pernah berniat untuk pergi menjauh. Tapi Tuhan selalu menjawab doaku dengan mengembalikan langkahmu menujuku. Meski kita tak sadar hal itu.
Cobalah kau pikirkan. Aku juga akan berpikir. Bahwa kita memang ditakdirkan bersama. Begitu indah bukan?

Minggu, 07 Februari 2016

Untukmu

Aku pernah mencinta namun aku kecewa begitu saja.
Aku pernah menyayang namun aku terluka begitu saja.
Hingga akhirnya aku sadar cinta itu berubah menjadi benci.
Kebencian yang amat menakutkan.
Bahkan aku tak sanggup lagi bernafas karna cinta itu.
Aku kecewa.
Aku terluka dalam.
Baiklah ku akui ini kesalahanku.
Tak sepantasnya aku bersikap seperti ini.
Tak sebaiknya aku mengharapkan sejuk itu.
Seharusnya aku sadar.
Angin itu hanya membuatku sakit.
Hingga ke tulang-tulangku.
Seharusnya aku tau.
Bahagia itu bukan karena aku.
Hampaskan segalanya.
Aku terlalu lelah mencarimu.
Maafkan segala kesalahanku.
Maafkan segala air mataku.
Hujan tak lagi menyambutku dengan keindahannya.
Panasnya mentari tak lagi menyambutku dengan kehangatannya lagi.
Tuhan. Jagalah dia dalam setiap langkahnya.
Tuhan. Wujudkan segala mimpi indahnya.
Tuhan. Izinkan aku melihat bahagianya.
Tuhan. Ku mohon berilah dia keberkahan atas segala perbuatannya.
Aku rela jika bahagia itu tak ada lagi.
Ini kesalahan terbesarku yang terlalu mengharapkanmu.
Maaf. Kali ini aku harus pergi.
Terima kasih sempat menjadi bait terindah dalam hembusan nafasku.
Terima kasih sempat hadir dalam setiap sepiku.
Bahagialah, karna kau pantas bahagia.

Untukmu yang terbaik.
Dariku yang menyangimu.

Jumat, 29 Januari 2016

Menjaga hati

Bukan aku tak ingin membuka hati
Hanya saja aku membataskan diri
Aku terlalu takut jatuh cinta
Atau aku terlalu takut tersakiti
Biarlah ini semua berjalan
Waktu tau saat yang tepat
Tapi aku tak pernah tau kapan waktu menjawab
Aku hanya terlalu berusaha
Untuk tidak membuka hati
Untuk tidak menjajahkan hati
Untuk tidak bermain dengan api
Aku terlalu kesepian
Hingga aku kadang lupa dengan siapa aku bersama
Maaf, bukan maksud hati tak memperdulikanmu
Aku hanya terlalu takut berlari mengejar cintamu
Sebelum kau menahan diriku untuk tetap bersamamu
Atau sebelum kau berkata diamlah aku hanya ingin melihat senyummu
Aku menjaga hati ini
Apakah kau bersedia menjaganya juga jika aku biarkan hati ini terbuka?
Semua butuh pertanggung jawaban
Waktu yang menyatukan kita, takdir yang mempertemukan kita
Semua ada hikmahnya
Aku ada karna kau
Aku hadir karna kebutuhanmu
Tapi apakah pernah kau berpikir
Aku ada untuk menjaga hatimu?

Sabtu, 09 Januari 2016

Dear okta

Tak cukupkah aku berteriak aku merindumu?
Tak cukupkah aku berteriak aku mencintaimu?
Dan tak cukupkah aku berteriak aku menyayangimu?
Apa kau tak sadar itu?
Ribuan jarak ku tempuh hanya untuk menemuimu
Jutaan bintang ku abaikan demi sinar dihatimu
Haruskah aku berlari mendahuluimu?
Atau aku harus berhenti dibelakangmu?
Jawablah sayang, aku tak mampu lagi berkata
Suaraku hilang karna selalu berteriak
Bukan lagi dalam hati, tapi ku ungkap di muka bumi
Lelah aku berlari, bisakah kau mengerti hadirku?
Aku yang setiap hari menyebut namamu dalam doa
Aku yang setiap saat merayumu dalam tulisan
Aku yang setiap detik tersenyum dalam hayalan
Bisakah kau mengerti malam ini saja
Mengerti aku yang lelah karna sapamu yang angkuh
Aroma tubuhmu yang menyesakkan dadaku
Mata indahmu yang terkadang memandangku
Sungguh aku berharap kau mengerti aku
Hariku sepi tanpamu
Pagiku tak elok lagi
Siangku terik
Senjaku kelabu
Malamku membiru
Apakah tak bisa mengartikan apa yang aku perbuat untukmu?
Apakah begitu sulit semua teka teki ini?
Panggil aku jika kau menyadarinya
Aku akan berbalik ke arahmu meski ombak menerpaku

Waktu

Waktu cepatlah berganti pulihkan aku
Waktu cepatlah berlalu agar rasa ini tak semakin tabu
Waktu izinkan senyum itu memudar agar pudar pula rasaku
Waktu cepatlah kau habis agar aku tak menangis
Waktu janganlah kembali karna dia tak mungkin lagi
Waktu genggam erat aku agar aku tak berlari
Waktu jika memang tak mampu pergi, diamlah kau seperti nadi
Nadi yang tak berdenyut lagi
Setelah aku mencintai
Waktu cepatlah berdetak agar aku bisa mendengar detakan jantungku lagi
Karna setelah waktu berlalu aku tak bisa lagi merasakan detakkan ini
Waktu obati aku atas luka yang ada
Waktu hanyutkan aku atas rasa yang fana
Waktu jamah aku atas kesalahan yang ku abaikan
Waktu hukumlah aku jika memang aku pantas
Waktu simpan dia dalam kenanganmu jangan kenanganku

Selasa, 05 Januari 2016

Before flower

Ku temukan mawar di akhir senja
Berwarna putih menenangkan jiwa
Ku dekati berharap bisa memetiknya
Namun terlalu banyak duri ditangkainya
Semakin ku memperhatikannya
Semakin ku ingin memetiknya
Membawanya pulang dan ku tunjukkan kepada mereka para orang tua
Terlihat indah kelopaknya
Putih bersih tanpa noda
Apakah ada yang merawatnya?
Ataukah ada yang memilikinya?
Namun nengapa ia biarkan duri itu tetap tumbuh?
Aku ingin mencoba menyentuhnya
Namun terlalu takut ia ternodai oleh tanganku yang penuh tanah
Betapa cantiknya mawar putih ini
Bolehkah aku memilikinya?
Sepertinya tidak, mawar ini terlalu sempurna meski duri menyelimuti tangkainya
Senja berganti malam
Aku semakin penasaran dibuatnya
Sesekali ku tengok kearahnya namun ia menyapa begitu lembut bagai kelopaknya
Daunnya penuh kehangatan
Namun lagi lagi duri itu mengganggu
Duri yang tampak menakutkan
Duri yang membuat aku tak mampu menyentuhnya
Ku putuskan untuk pulang dan tertidur
Keesokan senja ku datang lagi lagi dan lagi
Hanya untuk melihat keindahannya
Aku telah memperhatikannya selama ini
Ketika angin meniupnya pelan namun tak rusak
Ketika hujan meneteskan air dan membuatnya semakin berharga
Ketika terik mentari membakarnya namun ia tetap putih bersih
Mustahil, mawar putih ini begitu gagah
Padahal kawannya semakin hari semakin layu
Ah, andai aku dapat memberanikan diri menyentuhnya
Menahlukkan durinya tanpa harus menghilangkannya
Mengusap lembut kelopaknya
Menatapnya lebih dekat
Sayang, aku tak seberani itu
Diamlah baik baik disini
Aku akan mengunjungimu lagi ketika aku mampu membawamu pulang
Aku akan merawatmu lebih baik lagi
Aku akan menyayangimu dengan memberikan air bersih
Agar aku dapat selalu memilikimu
Agar kau tak disakiti oleh mereka yang membenci durimu
Agar kau tak di khianati oleh mereka yang hanya dapat menggugurkan kelopakmu
Tunggu aku, sebentar saja
Aku akan berlari dengan penuh keberanian
Aku cukup berdoa dan melawan rasa dihati
Baik baiklah, jangan kau layu
Aku akan disini selalu meski tak bisa memilikimu