Rabu, 30 Desember 2015

Kisah hari ini

Kadang kita emang harus berjuang sendirian. Tanpa harus mengandalkan orang lain yang kita harapkan untuk hadir. Tanpa harus ada orang lain yang hapus air mata kita yang tiba-tiba ngalir gitu aja. Yang kita sendiri ga tau kenapa bisa ngalir begitu.
Padahal udah ditahan sebisa mungkin buat ga nangis, sampe akhirnya dibenak kita bilang "Ya Tuhan kenapa perjuangannya begini banget ya, tolong permudah tuhan tolong beri aku keikhlasan lebih dan kesabaran yang tak terbatas".
Mau teriak "aku capek" tapi pas liat orang tua dirumah lebih capek hal itu akhirnya kita pendem sendirian dihati.
Kadang yang lo butuh bukan pertanyaan "kenapa" tapi yang lo butuh pelukan dari keluarga lo, sahabat lo atau orang terdekat lo.
Kadang juga yang lo lakuin sebaik mungkin pasti ada aja salahnya dimata orang lain. Anggap aja itu motivasi karna tanpa kesalahan kita ga pernah tau apa artinya dewasa.
Terkadang kita juga ngerasa ga ada yang bisa ngertiin kita selain diri sendiri. Bahagia itu ga cuma senyum tapi dengan tersenyum kita bisa bahagia.
Tapi kalo udah ga sanggup lagi buat senyum ya sampai akhirnya gigit bibir biar bisa nahan tangis. Cukup hati aja yang nangis ga perlu ditunjukin ke orang lain. Kalau emang nyatanya harus di depan orang lain nangisnya, berati itu udah puncak dari diamnya bibir kita.
Perjuangan belum berakhir, masih harus berkorban lebih. Sehabis lo nangis sepuasnya lo harus buru-buru bahagia lagi, senyum lagi, bangkit lagi.
Lelah emang ada di fase dimana lo harus bikin pertahanan yang kuat tapi percaya deh, Tuhan ga akan kasih kita cobaan diluar kemampuan kita.
Lo harus bahagia dengan cara apapun. Cukup lo aja yang tau perjuangannya. Jangan perduliin apa kata orang. Tuhan tau gimana usaha lo, tapi orang lain ga pernah tau gimana usaha lo.
Satu pesan buat kalian para penikmat super hehe jangan pernah bilang lelah meski kita lelah, jangan berhenti buat berdoa selagi masih sanggup berusaha, dan jangan melakukan sesuatu setengah-setengah karena ikhlas itu ga pernah setengah-setengah.
Selamat malam..

Senin, 21 Desember 2015

From cutps

Karna semua akan ditentukan oleh waktu, bagaimana aku dan bagaimana kamu, dan aku selalu berharap yang terbaik, walau dikemudian hari yang terjadi bukanlah yang aku inginkan...

Dalam proses menuju akhir, akan aku lakukan yang terbaik yang aku bisa. Agar suatu hari nanti akan terkenang diingatanmu bahwa aku pernah melakukan yang terbaik sampai nafas terakhir...

Walau diakhir nanti yang terjadi bukanlah yang aku inginkan, yasudah tak apa akan aku jadikan kamu sebagai pengalaman terindah karna aku percaya apa yang kamu tanam itupula yang kamu petik,

Jikalau aku berjuang dan melakukan yang terbaik pun akan aku dapatkan hal yang sama walau mungkin bukan km yang melakukanya..

Malam ini

Malam ini aku ditemani hujan
Rerintikkannya menjiwai sukmaku
Mencoba mewarnai kelabuku dengan warna lain
Ku tatap jendela yang terasa sunyi
Aku terbaring dikasurku
Mengulang segalanya
Mengingat segalanya
Kala jiwa ini tak sepi
Hari semakin cepat berlalu
Ku temukan jiwaku yang semakin sepi
Hati ini meronta, menyayat seluruh sel ditubuhku
Andai dapat ku ulang
Aku memilih untuk diam dan tak tau menau
Namun nyaman itu melekat seiring sepinya hidupku
Andai aku dapat memutuskan segalanya lebih cepat
Sebelum semua terlambat
Sebelum jiwa ini semakin sekarat
Hancur itu yang terasa malam ini
Aku pun tak mengerti mengapa seperti ini
Lelah hatiku mencari
Ku tutup dengan segala alibi
Sesungguhnya hanya kau seorang
Tapi kejauhan semakin mengusik
Jarak ini tak terbendung lagi
Persetan dengan segalanya
Malam ini ku habiskan untuk mengenang segalanya
Sembari berdoa dengan memejamkan mata
Berharap Tuhan mendengar pintaku
Yang memintamu tetap disini
Mereka berkata akhiri segalanya
Berteriak seolah aku tak mengenal resikonya
Ku gigit bibir ini menahan sesuatu yang teramat pedih
Entah mengapa malam ini hujan sangat mendukungku untuk bersedih
Mungkin hujan tau saat kemarau aku tak pernah membasahi hatiku
Aku tak butuh kata romantis
Aku tak butuh bunga
Aku tak butuh baju baru
Aku tak butuh apapun selain dirimu
Selain cintamu
Selain pelukmu
Bukankah itu sangat sederhana?
Sadarlah hanya aku yang mampu menghadapimu
Hanya aku yang mau menemani sepimu
Sadarlah, sebelum aku melupakanmu jauh
Sadarlah, sebelum aku berhenti berharap
Sadarlah, sebelum aku berhenti bertahan
Sadarlah, sebelum aku berlari meninggalkanmu

Dan sadarlah, sebelum malam ini berakhir

Rabu, 16 Desember 2015

Redup

Aku terduduk disebuah bangku bambu
Bersandar dengan pepohonan
Gemericik air mengalir indah
Seruling terdengar samar

Seketika redup dengan kekosongan
Aku tersentak dan menghela nafas
Waktu semakin hilang
Waktu semakin pergi

Gundah ini menyelimuti
Doakan raga yang semakin melayu
Sendu ini tak terobati
Doakan jiwa yang semakin sepi

Alunan suaramu terdengar samar
Nyatanya aku merindumu
Baru sejenak berpisah
Namun hati redup bagai lampion usang

Malam ini aku ingin bercerita denganmu
Namun itu sulit terjadi
Kau nyata namun tak dapat tergapai
Kau ada namun tak sempat ku sapa

Redup, semakin redup
Hati ini kosong tanpa degupan
Rasa ini tak terasa lagi
Hilang dikalahkan gemericik air

Apa disana kau merasakan sepi ini?
Apa kau sadar akan kehadiranku disini?
Aku tak lagi bercahaya layak bintang yang kau sapa
Aku tak lagi hangat layak bulan yang menyelimutimu

Malam semakin larut
Jiwa semakin rapuh
Cahaya semakin redup
Hati semakin hampa

Kau yang dulu mampu gembirakan hati
Kau yang dulu menyanyikan lagu
Kini tak lagi terdengar kabar tentangmu
Kini tak lagi terlihat senyummu

Ego ini menyalahkanku
Akan kebodohan diri yang tak ingin jujur
Penyesalan itu hadir
Ketika aku melihat langkah kita semakin hari semakin jauh

Sabtu, 12 Desember 2015

Lembayung asa

Aku berjalan menyusuri ruang dan waktu
Hanya untuk mencarimu
Aku lelah dan berhenti
Namun aku sadar kau masih berlari

Ceritakan segalanya kini tak lagi
Karna semua tinggallah asa
Hampa makin terasa
Jiwa tak lagi dapat merasakan

Dimana kau?
Aku jauh tertinggal
Bisakah berhenti sejenak
Agar aku dapat berjalan beriringan denganmu

Dunia seolah tergelincir
Ketika aku mengetahui
Kau terbang menuju angkasa luas
Dan tak lagi memandang dunia yang sama

Berlari bersama

Hari ini masih tanpamu
Tanpamu, sang penahluk hati
Hujan mewarnai sepiku
Seolah mengisyaratkan sedihku
Aku TIDAK baik-baik saja tanpamu
Yang aku tau separuh hidupku lenyap
Dulu, kau yang pertama saat pagi datang
Kini, bahkan untuk terakhirpun disaat malamku bukan lagi dirimu
Aku rindu, sejujurnya
Namun, bukankah semua sudah berakhir?
Andai kau mengerti
Masih ada dirimu dibayangan mimpiku
Masih ada seribu cerita yang ingin ku bagikan untukmu
Masih ada segores luka untuk kau sembuhkan
Kau bukan segalanya memang tapi percayalah kau akan menjadi segalanya bila tiba saatnya nanti
Bisakah kita kembali?
Berlari bersama
Bercerita bersama
Menghabiskan separuh waktu kita yang pernah terbuang